Monday, December 5, 2016

Buah yang sekarang sudah langka


kangsapak.com buah maja


Indonesia berada didaerah tropis yang merupakan gudangnya aneka jenis tumbuhan. Dari sekian ragam jenis tumbuhan yang tumbuh di Indonesia sampai sekarang ada yang sudah susah ditemui lagi bukan karena hilang dibawa kenegara orang lain tapi tumbuhan tersebut sudah banyak yang ditebang. Jadi tak heran jika ada buah lokal asli Indonesia yang dulu sempat populer tapi sekarang sudah langka.

Faktor pembangunan daerah dan juga kurang pembudidayaan yang jadi penyebab kelangkaan buah tersebut diatas. Sahabat kangsapak.com, jika kita budidayakan buah yang sudah langka dan kita tanam di taman rumah kita niscaya akan menambah keasrian rumah dan bisa menyelamatkan buah langka. Kalau pohonnya kita kemas atau kita budidaya secara unik maka bisa menghasilkan tanaman hias yang indah dan tentunya punya nilai jual yang tinggi. Diantara pohon yang buahnya sudah langka tersebut adalah:

Sawo kecik

Buah sawo kecik dulu masih banyak kita jumpai dijual di pasar-pasar, tapi sekarang susah sekali kita menjumpainya. Entah kenapa bisa begitu yang jelas buah ini sudah jarang sekali dan tergolong buah langka keberadaanya.

Buah Sawo Kecik atau sawo jawa berbentuk bulat telur atau bulat telur sungsang berukuran kecil dengan panjang berkisar 3.7 cm. Buah Sawo Kecik mempunyai kulit pembungkus yang sangat tipis namun mudah dikelupas. Buah Sawo Kecik, bila sudah masak mempunyai rasa yang manis dan kadang-kadang terasa sedikit agak sepet. Buah tersebut sekarang sudah Langka dan jarang ditemukan.

Sawo Kecik disamping menghasilkan buah yang enak dimakan, batangnya mempunyai kayu yang keras dan kuat sehingga sangat baik untuk bahan bangunan, perabot rumah tangga, alat-alat pertukangan, bahkan dimanfaatkan sebagai benda-benda seni seperti patung, ukir-ukiran bahkan sebagai peralatan musik seperti badan biola dan rebana.

Pohon Sawo Kecik berukuran sedang dengan tinggi mencapai 25 m. Diameter batang pohon Sawo Kecik mampu mampu mencapai 100 cm. Daun-daun Sawo Kecik mengelompok pada bagian ujung batang. Di permukaan bawah daun Sawo Kecik berwarna keputihan dan halus seperti beludru dengan tangkai daun tidak menebal, panjang kelopak daun 7 mm. Kuncup bunga Sawo Kecik berbentuk bulat telur. Buah Sawo Kecik berbentuk bulat telur atau bulat telur sungsang berukuran kecil dengan panjang berkisar 3-4 cm. Buah Sawo Kecik mempunyai kulit pembungkus yang sangat tipis dan mudah dikupas.

Bagi orang Jawa, sawo kecik memiliki arti sarwa becik atau serba baik. Keraton-keraton pecahan Kerajaan Mataram, seperti Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, menanam sawo kecik. Kedudukannya sejajar dengan pohon beringin, asam, dan gayam. Pakubuwana X (memerintah 1893-1939) menanam 76 sawo kecik di lingkungan Kasunanan Surakarta. Sawo kecik juga banyak ditemukan di Kesultanan Yogyakarta.

Buah mundu

Buah mundu yang dulu banyak tumbuh di pekarangan rumah tapi sekarang sudah langka keberadaanya. Buah mundu ini jadi ingat waktu kita dulu sering makan buahnya tapi sekarang seiring banyaknya pembangun perumahan jadi mau gak mau pohon mundu juga ikut tergusur.

Mundu merupakan tanaman buah yang bertajuk rimbun dengan tinggi pohon mencapai 10 -13 m. Tanaman ini merupakan asli Indonesia dan banyak terdapat di Jawa dan Kalimantan. Di Kalimantan, Mundu dikenal dengan nama baros dan jawura. Entah karena kebutuhan atau karena buah ini juga terdapat di Jawa Barat, nama buah ini juga dijadikan nama tempat, seperti Cijawura di Bandung, Baros di Cimahi, Kampung Mundu di Ciamis dan Kecamatan Mundu di Cirebon. Pohon mundu tumbuh di Indonesia dan telah ditanam di negara-negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Filipina. Habitatnya adalah daerah dataran rendah hingga ketinggian 500 meter dpl.

Bunga-bunga jantan mengelompok kecil, lebar sekitar 6 cm. Bunga betina lebih kecil dengan lebar 12 mm. Buah bulat sampai oval. Bergaris tengah antara 5-8 cm, berujung ramping, kadang-kadang agak gepeng. Kulit buah tipis dan halus, berwarna kuning terang, kuning tua, atau oranye apabila matang. Rasa buahnya segar dan memiliki dua rasa yaitu asam dan manis seperti rasa mangga gedong.

Buah mundu dapat dimakan begitu saja, namun juga bisa dibuat jelly atau selai. Di Jawa dan Singapura, tumbukan bijinya digunakan untuk mengobati pembengkakan. Serbuk biji mundu juga dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit gondok dan sariawan. Buahnya bisa dipakai sebagai pencahar dan mengobati penderita gangguan empedu. Pucuk daun mundu muda digunakan untuk mengobati diare, Sedangkan kulitnya digunakan sebagai bahan untuk mewarnai tikar.

Buah gowok

Buah yang sudah langka lainya adalah buah gowok atau Kupa yang merupakan tanaman dari suku jambu-jambuan, ini mempunyai beberapa sebutan lokal di setiap daerah. diantaranya adalah gohok, kepa (Betawi), kupa, kupa beunyeur (Sunda), gowok, gowak, kupa, dompyong (Jawa), dan kaliasem (Bali).

Gowok masih berkerabat dekat dengan Jamblang dan Jambu Semarang. Pohonnya mempunyai tinggi antara 8-20 meter dengan garis tengah batang bagian bawah mencapai 50 cm. Daun tunggal berbentuk lonjong dengan panjang daun sekitar 17 – 25 cm dan lebar sekitar 6 – 7 cm. Perbungaan berbentuk malai dengan mahkota bunga berwarna putih dan benang sari banyak.

Buah Gowok buni, dengan bentuk bulat agak gepeng. Ukuran buah kecil dengan diameter sekitar 2 – 3 cm. Buah menggerombol dengan kelopak tetap menempel di bagian ujungnya. Warna buah Gowok ungu gelap dan mengkilat. Buah Gowok memiliki daging buah berwarna putih atau merah keunguan. Dagingnya banyak mengandung sari buah yang berasa masam atau asam manis agak sepat. Di dalam buah terdapat biji berbentuk gepeng dengan kulit putih atau merah ungu.

Pemanfaatan Gowok yang paling umum adalah untuk diambil buahnya. Buah Gowok dapat dimakan segar, sebagai bahan rujak, atau bahan pembuatan sirup. Pada tahun 1980 hingga awal 1990, buah gowok masih sering dijumpai dijual di pasar-pasar tradisional di Jawa. Namun seiring dengan serangan buah impor dan buah lokal yang lebih bernilai ekonomis, buah gowok semakin terlupa dan tersisihkan. Kini buah ini sudah sangat jarang ditemukan.

Buah maja

Buah maja, buah yang sudah langka dan juga punya sebuah legenda akan kerajaan besar di tanah jawa yaitu kerajaan majapahit. Dari sini nama buah maja sangat terkenal seantero nusantara karena dengan nama buah tersebut terjadi cikal bakal tumbuhnya kerajaan majapahit.

Maja masih famili jeruk-jerukan atau Rutaceae adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tahan lingkungan keras tetapi mudah luruh daunnya dan berasal dari daerah Asia tropika dan subtropika. Tanaman ini biasanya dibudidayakan di pekarangan tanpa perawatan dan dipanen buahnya. Maja masih berkerabat dekat dengan kawista. Di Bali dikenal sebagai bila. Di Pulau Jawa, maja sering kali dipertukarkan dengan berenuk, meskipun keduanya adalah jenis yang berbeda.

Sebutan lain dari pohon ini adalah bernuk, calabash tree, huingo, krabasi, dan kalebas. Kulit buah maja berwarna hijau segar sedangkan daging buahnya tidak enak dimakan. Bagian yang sering dimanfaatkan adalah tempurung buah yang sangat keras digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga.

Seperti legenda diatas menggambarkan bahwa buah maja itu rasanya pahit. Tetapi ternyata buah ini memiliki rasa manis. Ini berdasarkan sumber dari Wikipedia.org yang mengatakan bahwa buah maja itu warna kulit luar buah maja berwarna hijau tetapi isinya berwarna kuning atau jingga. Aroma buahnya harum dan cairannya manis, bertentangan dengan anggapan orang bahwa rasa buah maja adalah pahit. Sebagaimana jeruk, buah maja dapat diolah menjadi serbat, selai, sirop, atau nektar. Kulitnya dibuat marmalade.

No comments:

Post a Comment