Saturday, November 26, 2016

Inilah keistimewaan dan kemuliaan Umar bin Khattab







Sebelum masuk islam, Umar bin Khattab merupakan salah satu tokoh kafir Quraisy yang sangat membenci Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Umar merupakan pribadi yang kuat dan tegas, ditakuti oleh orang-orang muslim kala itu. Namun, berkat hidayah Allah melalui doa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, Umar bin Khattab akhirnya masuk Islam.

Ia adalah Umar bin al-Khattab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai, Abu Hafsh al-Adawi. Ia dijuluki al-Faruq. Ibunya bernama Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah. Ibunya adalah saudari tua dari Abu Jahal bin Hisyam.

Ia adalah seseorang yang berperawakan tinggi, kepala bagian depannya plontos, selalu bekerja dengan kedua tangannya, matanya hitam, dan kulitnya kuning. Ada pula yang mengatakan kulitnya putih hingga kemerah-merahan. Giginya putih bersih dan mengkilat. Selalu mewarnai janggutnya dan merapikan rambutnya dengan inai (daun pacar) (Thabaqat Ibnu Saad, 3: 324).

Amirul mukminin Umar bin Khattab adalah seorang yang sangat rendah hati dan sederhana, namun ketegasannya dalam permasalahan agama adalah ciri khas yang kental melekat padanya. Ia suka menambal bajunya dengan kulit, dan terkadang membawa ember di pundaknya, akan tetapi sama sekali tak menghilangkan ketinggian wibawanya. Kendaraannya adalah keledai tak berpelana, hingga membuat heran pastur Jerusalem saat berjumpa dengannya. Umar jarang tertawa dan bercanda, di cincinnya terdapat tulisan “Cukuplah kematian menjadi peringatan bagimu hai Umar.”

Bukan hanya itu saja sifat dan kepribadian Umar masih banyak lagi kemuliaan beliau, diantaranya keistimewaan beliau adalah:

1. Penduduk Surga yang berjalan di Muka Bumi

Umar merupakan salah satu sahabat yang begitu dekat dengan Rasulullah SAW. Kesehariannya dihabiskan bersama Rasulullah SAW untuk berdakwah dan berjuang demi Islam. Dalam satu riwayat Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa Umar bin Khattab merupakan penduduk surga yang berjalan di muka bumi.

Bagitulah Rasul memuliakan kedudukan Umar. Dalam sebuah riwayat dari Said bin al-Musayyib bahwa Abu Hurairah berkata, ketika kamu sedang berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

“Sewaktu tidur, aku bermimpi seolah-olah aku berada di Surga. Kemudian aku melihat seorang wanita berwudhu di samping sebuah istana, maka aku bertanya, ‘Milik siapa istana ini?’ Mereka menjawab, ‘Milik umar’. Maka aku teringat akan kecemburuan Umar sehingga aku menjauhi istana itu”. Umar menangis dan berkata, “Demi Allah mana mungkin aku akan cemburu kepadamu wahai Rasulullah”. (HR. Bukhari).

Begitulah kemuliaan Umar, semasa hidup di dunia saja, Allah SWT sudah membangunkan surga untuknya.

2. Manusia yang Ditakuti Setan

Setan merupakan makhluk Allah SWT yang senantiasa menjerumuskan manusia kepada lembah nista. Namun jangan coba-coba melakukan hal tersebut kepada Umar bin Khattab. Karena ternyata Ia menjadi manusia yang begitu ditakuti setan. Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a bahwa Rasulullah pernah bersabda, ”Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar”

Ada juga riwayat lain yang dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi Allah mengatakan jika setan berpas-pasan dengan Umar, maka mereka lebih baik memilih jalan lain. Rasulullah bersabda

“Wahai Ibnul Khattab, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah setan bertemu dengannmu di suatu jalan melainkan ia akan mengambil jalan yang lain dari jalanmu.” (HR. Bukhari, no.3480)

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar.” (HR. Tirmidzi dalam al-Manaqib, hadits no. 3791)

3. Umar bin Khattab Membuat Islam Semakin Tangguh

Saat masih menjadi kaum kafir, Umar bin Khattab memang sudah terkenal di kalangan Umat Muslim sebagai musuh yang patut diperhitungkan. Itulah mengapa umat Islam putus asa untuk mengislamkan Umar. Mengingat Ia lah yang berada di garda terdepan untuk menyakiti umat muslim.

Namun ternyata, hidayah Allah dalam meluluhkan hati Umar begitu mudahnya. Hanya dengan   penggalan surat Thaha hati Umar luluh lantah dan ingin segera memeluk Islam. Ini juga berkat doa Rasulullah SAW kepada Allah atas Amirul Mukminin. Suatu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Ya Allah, muliakan Islam dengan salah satu dari dua orang yang engkau cintai yaitu Abu jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattabb.” Maka yang lebih Allah cintai dari keduanya adalah Umar bin Khattab.(Lihat Shahih Sunan Ibnu Hibban 12/305)

Dan benar saja, Islam semakin kuat setelah Umar masuk agama Allah ini. Ia terkenal cakap dalam mengatur strategi perang sehingga pada zamannya, kekuasaan islam meluas dengan cepat. Umar berhasi menguasai  wilayah Samarkand hingga libya bagian barat, kemudian seluruh wilayah Syam dan terus terbentang hingga wilayah selatan.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, bahwa beliau bermimpi tentang kepemimpinan Umar.

“Aku bermimpi sedang mengulurkan timba ke dalam sebuah sumur yang ditarik dengan penggerek. Datanglah Abu Bakar mengambil air dari sumur tersebut satu atau dua timba dan dia terlihat begitu lemah menarik timba tersebut, -semoga Allah Ta’ala mengampuninya-.

Setelah itu datanglah Umar bin al-Khattab mengambil air sebanyak-banyaknya. Aku tidak pernah melihat seorang pemimpin abqari (pemimpin yang begitu kuat) yang begitu gesit, sehingga setiap orang bisa minum sepuasnya dan juga memberikan minuman tersebut untuk onta-onta mereka.”

Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Kami menjadi lebih kuat setelah Umar bin Khattab memeluk Islam.”

4. Umar adalah Seorang yang Mendapat Ilham

Umar bin Khattab diberi oleh Allah Ilmu Pengetahuan yang begitu luas dan tidak puas dengan apa yang sudah diketahuinya.  Ia memiliki kecerdasan yang luar biasa dan  mampu memperkirakan hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Kejeniusan Umar termasuk kategori kejeniusan langka, karena sifat-sifat yang ada pada dirinya banyak yang tidak kita temukan pada diri tokoh-tokoh lain.

Umar juga termasuk seorang yang mendapatkan ilham, perkataannya sering bersesuaian dengan wahyu. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam berkata, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani Israil ada yang diberikan ilham walaupun mereka bukan Nabi, jika salah seorang dari umatku mendapatkannya, maka Umar lah orangnya ”. (HR. Bukhari)

5. Pengaruh Pemikiran Umar Terhadap Perkembangan Hukum Islam

Umar bin Khattab memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Tidak ada manusia yang mampu menandingi kejeniusan langka tersebut.  Terlebih pemahamannya terhadap isi Alquran dan hadist yang begitu dalam. Oleh karenanya menempatkan kedudukannya sebagai seorang faqih umat Islam nomor satu yang tak tertandingi.

Diriwayatkan dari Sa’id Ibnu al-Musayyab bahwa Abu Hurairah ra berkata, “ketika kami berada di sisi Rasulullah SAW. tiba-tiba beliau berkata, “sewaktu tidur aku bermimpi meminum susu hingga aku melihat bekas-bekas susu tersebut melekat pada kuku-kukuku kemudian aku berika pada Umar. “mereka bertanya, “Apa takwilnya wahai Rasulullah?” maka Rasulullah mnjawab, “Ilmu”.

“Kalaulah saja ilmu Umar ditimbang dengan ilmunya penduduk bumi ini, pastilah akan terlihat ilmu Umar lebih berat.”

Kejeniusannua inilah yang membuatnya berperan besar dalam perkembangan hukum Islam. Ketika bersama Nabi Muhammad SAW beliau hanya menyampaikan Ide, maka pada masa pemerintahannya Umar leluasa membedakan mana hak dan yang bathil. Jika pada masanya orang berpikiran bahwa apa yang dilakukan Umar salah, maka hukum-hukum yang di jalankan Umar sangat relevan jika diterapkan dimasa depan.

6. Kesaksian Ali bin Abi Thalib Tentang Umar bin al-Khattab

Diriwayatkan dari Ibnu Mulaikah, dia pernah mendengar Abdullah bin Abbas berkata, “Umar radhiallahu ‘anhu ditidurkan di atas kasurnya (menjelang wafatnya), dan orang-orang yang berkumpul di sekitarnya mendoakan sebelum dipindahkan –ketika itu aku hadir di tengah orang-orang tersebut-. Aku terkejut tatkala seseorang memegang kedua pundakku dan ternyata ia adalah Ali bin Abi Thalib. Kemudian Ali berkata (memuji dan mendoakan Umar seperti orang-orang lainnya), “Engkau tidak pernah meninggalkan seseorang yang dapat menyamai dirimu dan apa yang telah engkau lakukan. Aku berharap bisa menjadi sepertimu tatkala menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demi Allah, aku sangat yakin bahwa Allah akan mengumpulkanmu bersama dua orang sahabatmu (Rasulullah dan Abu Bakar).

Aku sering mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Aku berangkat bersama Abu Bakar dan Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar, dan aku keluar bersama Abu Bakar dan Umar.”

No comments:

Post a Comment