Makanan berjamur, makanan yang sudah berjamur itu baiknya dibuang atau tidak usah dimakan, jangankan makan walau cuma mencium saja makanan yang sudah berjamur itu tidak bagus untuk kesehatan sebab spora dari jamur akan ikut terhisap sampai keparu-paru.
Tahukah kamu kalau tidak semua makanan yang mengandung jamur itu tidak sehat. Ada pula makanan yang mengandung jamur tapi bagus manfaatnya bukan hanya enak dimakan tapi sangat bermanfaat bagi kesehatan. Dibawah ini adalah contoh makanan yang sering kita makan sehari-hari.
Tempe
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus. Proses fermentasi pada tempe dilakukan untuk menghasilkan jamur tempe, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".
Di Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain. Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg
Manfaat tempe
Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur, sehingga bisa disebut sebagai makanan cocok semua umur.
Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe.
Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 g nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita.
Tapai / tape
Tapai atau tape adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan. Tapai bisa dibuat dari singkong (ubi kayu) dan hasilnya dinamakan tapai singkong. Bila dibuat dari ketan hitam maupun ketan putih, hasilnya disebut tapai pulut atau tapai ketan. Ragi untuk fermentasi tapai merupakan campuran beberapa mikroorganisme, terutama fungi (kapang dan jamur), seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp., Candida utilis, Saccharomycopsis fibuligera, dan Pediococcus sp.
Manfaat tapai atau tape
Tapai atau tape singkong memiliki berbagai manfaat, berikut beberapa manfaat dari Tape singkong:
- Dipercaya dapat menyembuhkan jerawat dan bisul.
- Banyak orang juga berpendapat singkong dapat menambah rangsangan seksual suami-istri.
- Dapat menghangatkan tubuh karena mengandung Alkohol (jika kebanyakan dapat memabukkan), dan dapat menyehatkan kulit.
- Dapat menjadi energi alternatif selain nasi.
- Memperlancar menstruasi (bagi wanita).
- Memperlancar sistem pencernaan.
- Tape singkong juga dapat menyembuhkan penyakit maag dengan cara dikonsumsi pagi-pagi saat bangun tidur.
- Dipercaya dapat mencegah anemia.
- Obat alternatif untuk mengobati penyakit Wasir.
- Dapat menghilangkan noda di wajah jika dikonsumsi setiap hari.
Kejelekan tapai atau tape
Disamping ada manfaat tapai tapi ada juga kekurangan dan kejelekan makan tapai. Konsumsi tapai / tape yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan gangguan sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan dalam pembuatan tapai berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita HIV3. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tapai perlu dilakukan secara terkendali dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.
No comments:
Post a Comment