Tuesday, November 29, 2016

Nasehat mulia Syech Abdul Qodir Al Jaelani




Syekh abdul Qodir Al-Jaelani Lahir pada tahun1077 M/469 H. dimana saat kelahirannya sang ibu sudah mencapai usia 60 tahun di sebuah tempat bernama Jailan, itulah mengapa di balakang namanya terdapat julukan al-jaelani karena sesuai kebiasaan penduduk arab masa itu yang biasa menambahkan nama mereka sesuai dengan tempat tinggalnya. Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani wafat pada malam sabtu, 10 Rabiul Awwal 561 H, di usiannya yang ke 90 tahun dikarenakan sakit ringan dalam waktu yang relatif singkat.

Seorang ulama Ibnul Imad menyebutkan bahwa nama lengkap syekh ini adalah Abdul Qadir bin Abi Sholeh bin Janaky Dausat bin Abi Abdillah Abdullah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al-Huzy bin Abdullah Al-Himsh bin Al-Hasan Al-Mutsanna bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailani.

Dalam usia 18 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M. Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al Ghazali , yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al Ghazali . Di Baghdad dia belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil , Abul Khatthat , Abul Husein al Farra' dan juga Abu Sa'ad al Muharrimiseim . Dia menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama. Dengan kemampuan itu, Abu Sa'ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di daerah Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Ia mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memberikan nasihat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut. Banyak orang yang bertaubat setelah mendengar nasihat dia. Banyak pula orang yang bersimpati kepada dia, lalu datang menimba ilmu di sekolah dia hingga sekolah itu tidak mampu menampung lagi.

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani atau nama sebenar beliau ialah Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qadir. Beliau adalah keturunan Rasulullah SAW melalui puteri Baginda Siti Fatimah Al-Zahra. Beliau adalah seorang ahli sufi yang tidak asing lagi di dunia islam, sehingga terdapat satu aliran Tariqat yang diasaskannya yaitu Tarikat Qadariah. Tulisan, nasihat dan buah fikiran beliau berkenaan dengan ketuhanan dan tasawuf senantiasa mendapat perhatian dan menjadi rujukan walaupun beliau telah wafat lebih kurang 900 tahun yang lampau.

Sebagai seorang ulama terkenal dimasa lalu hingga kini pun masih dikenang oleh kaum muslimin di seluruh dunia, karena ke shalihannya dan keilmuannya yang sangat tinggi dalam bidang ilmu dan hikmah, terutama bidang tasawuf dalam islam. Begitu juga nasehat beliau masih terdengar dan jadi panutan bagi sebagian besar kaum muslim dunia, sungguh indah mengenang beliau karena kesholehannya, nasehatnya juga amalan sholeh beliau.

Nasehat Syech Abdul Qodir Al-Jaelani sungguh begitu dalam maknanya dan isinya sungguh mengisi ruang hati.

“Makhluk dan Khaliq tidak berkumpul. Dunia dan akhirat juga tidaklah berkumpul dalam satu hati. Ada kalanya makhluk dan ada kalanya Khaliq di hatimu. Ada kalanya dunia dan ada kalanya akhirat. Ada kalanya terbayang bahawa makhluk ada di lahirmu sedang Khaliq di hatimu. Dunia di tanganmu sedang akhirat di hatimu. Adapun di dalam hati, kedua-duanya tidak berkumpul. Lihatlah kepada jiwamu dan pilihkan untuknya, jika ia menghendaki dunia maka keluarlah akhirat dari hatimu. Jika ia menghendaki akhirat maka keluarkanlah dunia dari hatimu. Jika ia menghendaki Tuhan maka keluarkanlah dunia, akhirat dan apa yg selainNya dari hati.
Selagi di dalam hatimu masih ada sebesar semut yang selain Allah, maka kamu tidak melihat dekatnya Allah di sisimu, dan tidak bangkit kejinakan dan ketenangan kepada-Nya. Selagi di dalam hatimu masih ada dunia sebesar semut kecil, maka kamu tidak melihat akhirat di hadapanmu. Dan selagi di dalam hatimu terdapat akhirat sebesar semut kecil, maka kamu tidak melihat dekat kepada Allah".

“Orang yang zuhud itu berpuasa dari makan dan minum, sedangkan orang yang arif itu berpuasa tanpa diketahui.
Puasa orang zuhud itu siang hari, sedangkan puasa orang arif itu siang dan malam. Ia tidak berbuka dari puasanya sehingga ia bertemu Tuhannya.
Orang yang arif itu puasa tahunan, selalu demam. Puasa tahunan dengan hatinya, demam dengan rahsianya, dan ia tahu bahawa sembuhnya itu adalah dengan bertemu Tuhannya dan dekat kepada-Nya".

"Lelah itu selama kamu berkemauan untuk menuju dan berjalan kepada-Nya. Apabila kamu telah sampai dan habis jarak perjalananmu dan kamu berada di dalam rumah dekat dengan Tuhanmu maka hilanglah beban itu.
Maka tetaplah terhibur dengan-Nya yg berada di dalam hatimu, dan kamu akan bertambah sehingga kamu mengambil sesuatu di samping-Nya. Mulanya kamu kecil kemudian menjadi besar. Apabila kamu sudah besar maka hati penuh dengan Allah, maka tidak ada jalan dan tidak ada sudut bagi hati untuk selain-Nya.
Jika kamu ingin sampai kepada ini, maka jadilah kamu mengikut perintah-Nya, mencegah segala larangan-Nya, berserah diri kepada-Nya dalam kebaikan dan keburukan, kaya dan fakir, mulia dan hina".

”Wahai anak! Apabila kamu tidak memiliki Islam maka kamu tidak memiliki iman. Dan bila kamu tidak memiliki iman maka kamu tidak memiliki keyakinan. Apabila kamu tidak memiliki keyakinan maka kamu tidak mempunyai makrifat dan pengetahuan-Nya. Ini adalah bertingkat-tingkat. Apabila Islam telah benar bagimu, maka penyerahan itu telah benar bagimu. Jadilah kamu orang yang berserah diri kepada Allah dalam seluruh keadaanmu disertai dengan memelihara batas-batas syarak dan menepati syarak itu. Serahkan kepada-Nya akan hak jiwamu dan selainmu. Perbaikilah kesopanan terhadap-Nya dan makhluk-Nya. Janganlah kamu berbuat aniaya terhadap dirimu dan orang lain karena perbuatan aniaya itu kegelapan di dunia dan di akhirat".

“Janganlah kamu melihat amalmu, walaupun anggota-anggota badanmu bergerak untuk amal dan hatimu beserta Zat yang mana amal itu ditujukan kepada Allah. Apabila hal ini sempurna bagimu maka hatimu menjumpai mata yang dapat melihat. Makna menjadi bentuk, yang ghaib menjadi hadir, berita menjadi terang. Hamba apabila baik kerana Allah maka Dia bersamanya dalam semua keadaan. Dia mengubahnya, menggantikannya dan memindahkannya dari satu keadaan kepada keadaan yang lain. Seluruhnya menjadi berarti, seluruhnya menjadi keimanan, keyakinan, pengetahuan, pendekatan dan kesaksian. Seluruhnya menjadi siang tanpa malam, sinar tanpa gelap, jernih tanpa keruh, hati tanpa nafas, rahsia tanpa kasar, fana tanpa wujud, ghaib tanpa hadir. Seluruhnya menjadi kitab ghaib dari mereka dan dirinya. Seluruh ini pangkalnya adalah jinak kepada Allah sehingga kejinakan ini sempurna antara kamu dan Allah".

“Ubahlah karena-Nya sesuatu yang Dia benci dari nafsumu sehingga Dia memberimu apa yang kamu sukai. Jalan itu luas. Berdirilah dan teguhlah. Beramallah dan jangan lalai selama tali dengan dua ujungnya di tanganmu. Mohonlah pertolongan kepada-Nya atas sesuatu yang menjadikan kebaikanmu. Kendalikanlah nafsumu, jika tidak, ia akan mengendalikan kamu. Nafsu itu tukang memerintahkan keburukan di dunia dan tukang mencela di akhirat".

“Bersopanlah yang baik terhadap-Nya dan terhadap makhluk-Nya. Sedikitlah berbicara yang tidak berguna bagimu".

”Orang-orang yang meninggalkan amal dalam keadaan berilmu, ilmu itu akan melupakanmu dan berkahnya hilang dari hatimu. Wahai orang-orang yang bodoh! seandainya kamu mengetahui-Nya nescaya kamu mengetahui siksaan-siksaan-Nya".

“Syirik itu ada kalanya pada lahir dan batin. Syirik lahir ialah menyembah berhala sedangkan syirik batin ialah berpegang kepada makhluk dan memandang mereka dapat memberi kemudaratan dan manfaat".

“Wahai anak! Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Dan jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil maka lakukanlah. Kamu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah".

"Suatu kaum itu disibukkan untuk memberi kepada makhluk. Mereka mengambil dan memberi. Mengambil dari kurnia dan rahmat Allah dan memberikan kepada fakir dan miskin yang ditimpa kesempitan.
Mereka tunaikan hutang orang yang berhutang yang tiada kuasa untuk melunaskannya.
Mereka adalah raja-raja, bukan raja-raja dunia kerana raja-raja dunia itu mengambil dan tidak memberi, sedangkan kaum itu mengutamakan orang lain dan menunggu-nunggu orang yang tidak hadir.
Mereka mengambil dari tangan Allah bukan tangan makhluk. Usaha anggota badan mereka untuk makhluk, sedangkan usaha hati mereka untuk mereka sendiri. Mereka berinfak (memberikan harta) itu kerana Allah bukan kerana hawa nafsu, bukan kerana pujian dan sanjungan.
Tinggalkan kaum yang sombong terhadap Allah dan terhadap makhluk, kerana sombong itu termasuk sifat orang-orang pemaksa yang mana mereka dibenamkan ke dalam neraka jahanam. Apabila kamu marah kepada Allah maka kamu sombong kepada-Nya".

“Jadikanlah akhiratmu itu sebagai modalmu, dan jadikan dunia itu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang tersisa, maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu".

“Nasihatilah dirimu terlebih dahulu barulah kemudian menasihati orang lain. Kamu harus lebih memperhatikan nasib dirimu. Janganlah kamu menoleh pada orang lain sedangkan dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki".

“Janganlah kamu takut kepada makhluk dan janganlah kamu berharap kepada mereka, kerana hal itu menunjukkan betapa lemahnya imanmu. Hendaklah engkau istiqamah dalam cita-citamu, sehingga engkau memperolehi ketinggian, kerana Allah SWT akan memberimu sesuatu yang layak dengan cita-citamu, dengan kebenaran dan keikhlasanmu. Bersungguh-sungguhlah engkau, songsong dan kejarlah, kerana sesuatu itu tidak akan datang kepadamu begitu sahaja, tanpa berusaha memperolehinya, sedangkan engkau mempunyai kewajiban untuk melakukan amal kebaikan sebagaimana engkau diwajibkan untuk mencari rezeki".

“Selama hidup di dunia ini, yang terbaik adalah menyelamatkan hati dari buruk sangka".

“Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari".

“Bantulah orang fakir dengan sebagian harta kalian. Jangan pernah menolak pengemis, padahal kalian mampu memberikan sesuatu untuknya baik sedikit maupun banyak. Raihlah kasih sayang Allah dengan pemberian kalian. Bersyukurlah kepada Allah yang telah membuat kalian mampu memberi. Jika pengemis adalah hadiah dari Allah, sementara kalian mampu memberinya, mengapa kalian menolak hadiah itu? Bohong kalau kalian mendengar nasihat dan menangis di hadapanku, tapi saat orang datang meminta uluran tangan, kalian malah membiarkannya. Itu menunjukkan bahwa tangisan kalian belum karena Allah".

"Seorang yang berzuhud dan berada pada tahap permulaan, mesti menghindarkan diri daripada semua manusia dan orang-orang fasiq yang melakukan maksiat. Tetapi setelah mencapai tahap kesempurnaan, dia tidak akan menghindarkan,diri bahkan dia akan mencari mereka kerana penawar mereka itu ada padanya. Kerana apabila seseorang itu telah mengenal Allah, dia tidak akan menghindar dari sesuatu apapun dan tidak akan takut selain daripada Allah. Barangsiapa yang sudah sempurna ma’rifatnya kepada Allah, maka ma’rifat itulah yang akan menjadi pemandu baginya.
Seseorang bertanya kepada Syeikh bagaimana untuk mengeluarkan cinta kepada dunia".

“Hendaklah engkau melihat dengan kedua-dua mata hatimu kepada cacat-cela dunia ini. Perangilah hawa nafsumu hingga ia menjadi tenang. Jika nafsumu telah tenang, maka engkau akan mampu melihat cacat-cela dunia ini dan kamu akan bersikap zuhud terhadap dunia ini. Ketenangan itu akan wujud jika engkau memandang dari hati dan menyesuaikannya dengan bisikan batinmu".

“Jika engkau menginginkan kema’rifatan kepada Allah, maka engkau redhalah dengan qada dan qadar-Nya, dan janganlah engkau jadikan nafsu, syahwat, perangai, dan keinginanmu sebagai sekutu bagi-Nya dalam kedua-dua hal tersebut.”

No comments:

Post a Comment