Tanaman padi merupakan tanaman terpenting dalam kelangsungan taraf hidup, padi juga punya arti penting dalam pertumbuhan pertanian. Bagaimana tidak, padi adalah makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. sekarang ini pemerintah telah menggalakkan program swasembada pangan. Untuk mewujudkan program tersebut perlu adanya media tempat tanam dan juga perlu bibit unggul.
Ancaman utama para petani padi adalah hama yang menyerang tanaman padi. Hama padi dapat menyerang tanaman yang masih muda bahkan sampai buah padi tersebut. Bisa dibayangkan jika sudah susah payah menanam padi tiba-tiba hama padi menyerang, bisa-bisa gagal panen kalau sudah seperti itu atau rugi merupakan momok para petani.
Banyak macam hama tanaman padi yang sering menyerang padi, disini kami coba menjabarkan satu persatu jenis hama padi berikut cara pengendaliannya.
Hama kepinding tanah
Kepinding tanah biasanya menyerang tanaman padi dengan cara menusuk dan mengisap cairan batang tanaman yang akhirnya dapat menyebabkan warna tanaman berubah menjadi coklat kemerahan atau kuning. Pada serangan berat ujung atau tepi daun, bagian tengah daun atau seluruh tanaman menjadi kering.
Tanaman yang terserang kepinding tanah dapat mengakibatkan penurunan produksi karena apabila menyerang pada fase anakan akan menyebabkan jumlah anakan berkurang dan pertanaman terhambat atau kerdil. Sedangkan kalau kepinding tanah menyerang pada saat setelah fase bunting, tanaman menghasilkan malai yang kerdil, tidak lengkap dan akan menghasilkan gabah hampa. Dalam kondisi populasi kepinding tinggi tanaman yang dihisap dapat mati.
Pengedaliannya
Menggunakan lampu petromak
Sifat Kepinding tanah dewasa yang suka dan tertarik pada cahaya lampu, maka dalam pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara memasang lampu petromak diatas wadah air.
Menggenangi areal persawahan
Pada usia dua minggu, tanaman paling disukai oleh kepinding tanah. Untuk itu , bapak Mahadi (63), petani dari Manado dalam mengendalikan kepinding tanah dengan cara memberikan air pada saat tanaman memasuki usia dua minggu dengan tinggi genangan harus sejengkal tangan. Genangan air tersebut dimaksudkan untuk menghalangi kepinding tanah bersarang didasar batang tanaman. Apabila sawah kering maka lakukanlah penggenangan.
Hama keongmas
Keong mas ( Pomacea canaliculata Lamarck) diperkenalkan ke Asia pada tahun 1980an dari Amerika Selatan sebagai makanan potensial bagi manusia.
Namun, kemudian keong mas menjadi hama utama padi yang menyebar ke Filipina, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Keong mas memakan tanaman padi muda serta dapat menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal.
Pengendaliannya
Saat-saat penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi tanam pindah dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada tabela (tanam benih secara langsung). Setelah itu, tingkat pertumbuhan tanaman biasanya lebih tinggi daripada tingkat kerusakan akibat keong.
Semut merah memakan telur keong, sedangkan bebek (dan kadang-kadang tikus) memakan keong muda. Bebek ditempatkan di sawah selama persiapan lahan tahap akhir atau setelah tanaman tumbuh cukup besar (misalnya 30-35 hari setelah tanam); keong dapat dipanen, dimasak untuk dimakan oleh manusia.
Pungut keong dan hancurkan telurnya. Hal ini paling baik dilakukan di pagi dan sore hari ketika keong berada pada keadaan aktif. Tempatkan tongkat bambu untuk menarik keong dewasa meletakkan telurnya. Tempatkan dedaunan dan pelepah pisang untuk menarik perhatian keong agar pemungutan keong lebih mudah dilakukan.
Keong bersifat aktif pada air yang menggenang/ diam dan karenanya, perataan tanah dan pengeringan sawah yang baik dapat menekan kerusakan. Buat saluran-saluran kecil (misalnya, lebar 15-25 cm dan dalam 5 cm) untuk memudahkan pengeringan dan bertindak sebagai titik fokus untuk mengumpulkan keong atau membunuh keong secara manual.
Apabila pengendalian air baik, pengeringan dan pengaliran air ke sawah dilakukan hingga stadia anakan (misalnya, 15 hari pertama untuk tanam pindah dan 21 hari pertama untuk tabela).
Hama walang sangit
Satu ekor hama walang sangit betina dewasa dapat menghasilkan telur lebih dari 200 butir, telur-telur tersebut biasanya diletakkan pada bagian ujung (atas) daun tanaman padi atau daun bendera. Lama stadia telur walang sangit adalah 7 hari. Telur yang telah menetas dan menjadi nimfa akan bergerak ke malai untuk mencari bulir padi yang sedang stadia masak susu. Sedangkan bulir padi yang sudah keras tidak disukai. Nimfa walang sangit berwarna hijau dan lama-kelamaan berangsur-angsur berubah warna menjadi coklat. Nimfa ini akan mengalami ganti kulit hingga 5 kali. Nimfa walang sangit terus bergerak dari satu bulir ke bulir padi yang lain untuk dimakannya. Pada siang hari yang panas, nimfa dan walang sangit dewasa tidak begitu aktif dan bersembunyi dibawah kanopi tanaman. Serangga dewasa pada pagi hari aktif terbang dari rumpun ke rumpun sedangkan penerbangan yang relatif jauh terjadi pada sore atau malam hari.
Pengendaliannya
Pengendalian walang sangit secara kimiawi adalah pengendalian yang dilakukan dengan penyemprotan insektisida kimia. Pengendalian menggunakan insektisida kimia dapat dilakukan jika populasi hama walang sangit berada pada ambang kendali yaitu 6 ekor / m2. Penyemprotan insektisida sebaiknya dilakukan ketika hama walang sangit aktif, yaitu pada pagi hari dan sore hari. Penyemprotan dilakukan menjelang tanaman padi memasuki stadia berbunga dan setelah memasuki stadia masak susu. Banyak jenis insektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan walang sangit, misalnya insektisida yang berbahan aktif fipronil, MIPC, BPMC, propoksur atau metolkarb. Hindari menggunakan insektisida yang berbentuk granul/butiran seperti karbofuran, karbofuran sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
Hama tikus
Tikus ( Rattus argentiventer (Rob. & Kloss)) merusak tanaman padi pada semua tingkat pertumbuhan, dari semai hingga panen, bahkan di gudang penyimpanan. Kerusakan parah terjadi jika tikus menyerang padi pada fase generatif, karena tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru. Tikus merusak tanaman padi mulai dari tengah petak, kemudian meluas ke arah pinggir. Tikus menyerang padi pada malam hari. Pada siang hari, tikus bersembunyi di dalam lubang pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan daerah perkampungan dekat sawah. Pada periode berat, sebagian besar tikus bermigrasi ke daerah perkampungan dekat sawah dan kembali lagi ke sawah setelah pertanaman padi menjelang fase generatif.
Pengendaliannya
Kendalikan tikus pada awal musim tanam sebelum memasuki masa reproduksi. Kegiatan tersebut meliputi gropyok masal, sanitasi habitat, pemasangan TBS (Trap Barrier System) / Sistem Bubu Perangkap) dan LTBS (Linear Trap Barier Sistem). Gropyok dan sanitasi dilakukan pada habitat- habitat tikus seperti sepanjang tanggul irigasi, pematang besar, tanggul jalan, dan batas sawah dengan perkampungan. Pemasangan bubu perangkap pada pesemaian dan pembuatan TBS dilakukan pada daerah endemik tikus untuk menekan populasi tikus pada awal musim tanam.
Hama penggerek batang
Penggerek batang adalah hama yang ulatnya hidup dalam batang padi. Hama ini berubah menjadi ngengat berwarna kuning atau coklat; biasanya 1 larva berada dalam 1 anakan. Ngengat aktif di malam hari. Larva betina menaruh 3 massa telur sepanjang 7-10 hari masa hidupnya sebagai serangga dewasa. Massa telur penggerek batang kuning berbentuk cakram dan ditutupi oleh bulu-bulu berwarna coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur mengandung sekitar 100 telur.
Pengendaliannya
Lindungi agen pangendalian hayati Untuk melindungi musuh alami penggerek batang, jangan gunakan pestisida berspektrum luas, misalnya methyl parathion.
Sayat ujung helaian daun sebelum tanam pindah. Telur-telur penggerek batang kuning diletakkan dekat ujung helaian daun. Dengan menyayat bibit sebelum tanam pindah, pengalihan telur dari persemaian ke sawah dapat dikurangi.
Tanam belakangan (sedikit terlambat) untuk menghindari ngengat penggerek batang kuning. Varietas tahan—Beberapa varietas seperti PB36, PB32, IR66, dan IR77 mampu menghasilkan anakan baru sehingga mengkompensasi anakan yang mati.
Jemur atau hamparkan jerami di bawah sinar matahari untuk membunuh larva yang terdapat di situ. Jaring larva penggerek batang pada daun yang mengapung dengan jaring.
Olah dan genangi sawah setelah panen. Pengendalian kimiawi Insektisida sistemik berbentuk granular seperti karbofuran, bensultap, bisultap, karbosulfan, dimehipo, atau fipronil yang masuk ke dalam tanaman, merupakan bahan kimia yang dapat Beluk pada stadia reproduktif Sundep Larva penggerek batang padi putih.
Mengendalikan penggerek setelah masuk ke dalam batang. Penyemprotan efektif untuk kupu- kupu. Sebagaimana halnya dengan pestisida lainnya, keuntungan dari penggunaan insektisida harus mempertimbangkan risiko terhadap kesehatan dan lingkungan. Penggunaan insektisida yang tidak sesuai akan mengganggu keseimbangan alami karena terbunuhnya musuh alami hama penggerek batang, menyebabkan resurjensi atau ledakan serangan hama. Sebelum menggunakan pestisida, hubungi petugas perlindungan tanaman atau penyuluh untuk mendapatkan saran dan petunjuk. Baca petunjuk yang tertera di label dengan teliti setiap sebelum pestisida digunakan.
Hama tungro
Tungro adalah penyakit virus pada padi yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye.
Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.
Pengendaliannya
Gunakan varietas tahan, Penggunaan varietas tahan seperti TukadUnda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro. Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan. Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi . Hal ini dilakukan untuk mengurangi sumber penyakit dan menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau. Bajak segera setelah panen bila tanaman sebelumnya terkena penyakit.
Cabut dan bakar tanaman yang sakit. Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah menyeluruh. Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat. Mencabut tanaman yang terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi tungro.
Tanam benih langsung (Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah). Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.
Waktu Tanam: Tanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah.
Tanam serempak: Upayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam.
Bera atau rotasi: Pertanaman padi terus-menerus akan meningkatkan populasi wereng hijau sehingga sulit mencegah infeksi tungro. Adanya periode bera atau tanaman lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan ketersediaan inang untuk virus tungro.
Hama hawar Bakteri
Hawar Bakteri (HB) atau Hawar Daun Bakteri (HDB) merupakan penyakit yang dapat menginfeksi bibit dan tanaman tua. Bila HB terjadi pada tanaman muda disebut kresek dan bila terjadi pada tanaman tua disebut hawar daun. Tanaman yang terinfeksi kehilangan areal daun dan menghasilkan gabah yang lebih sedikit dan hampa. Pada pembibitan, daun yang terinfeksi berubah hijau keabu-abuan menggulung dan akhirnya mati.
Pengendaliannya
Gunakan varietas tahan, ini adalah cara yang paling efektif dalam mengendalikan penyakit.
Pemupukan lengkap—Penyakit semakin parah bila pupuk N dipakai secara berlebihan, tanpa P dan K.
Kurangi kerusakan bibit dan penyebaran penyakit Infeksi bibit terjadi melalui luka dan kerusakan bagian tanaman.
Penanganan yang buruk atau angin kencang dan hujan dapat menyebabkan tanaman sakit. Penyakit menyebar melalui kontak langsung antara daun sehat dengan daun sakit melalui air dan angin.
Kurangi penyebaran penyakit dengan:
penanganan bibit secara baik waktu tanam pindah, pengairan dangkal pada persemaian
Membuat drainase yang baik ketika genangan tinggi Kurangi jumlah inokulum Tunggul tanaman yang terinfeksi dan gulma dapat menjadi sumber inokulum.
Pertahankan kebersihan sawah, buang atau bajak gulma, jerami yang terinfeksi, ratun padi yang semuanya dapat menjadi sumber inokulum. Keringkan sawah, upayakan sawah bera mengering untuk membunuh bakteri yang mungkin bertahan dalam tanah atau sisa tanaman.
No comments:
Post a Comment